Senin, 12 November 2012

Tugas KK 1

1. cari informasi di internet tentang cara men-solder yg benar (lebih ada gambarya)
2.cari diinternet bagaimana cara mengecek kapasitor apakah masih dalam kondisi
   baik /buruk dengan menggunakan multitester
3.terangkan tentang transistor dan kaki-kaki pada transistor(disertai gambar)!
4.cari informASI bagaimana cara mengecek transistor apakah masih dalam kondisi
   baik/rusak!
5.bagaimana cara mengecek/mengetahui kapasitas multimeter menggunakan komponen berikut :
  A:Resistor:
  B:Kapasitor
  C.:Transistor


                                              jawab

1:Mengenal Solder dan Peralatan
Solder biasanya digolongkan menurut dayanya (watt). Padahal penggolongan seperti ini memiliki tingkat akurasi rendah karena penggolongan sesuai dengan wattnya itu biasanya tidak menjelaskan effisiensi-nya, besarnya daya yang disalurkan hingga keujung solder. Harus diperhatikan pula kapasitas panas dari solder serta waktu naik ke suhu yang stabil. Suhu maksimum solder yaitu suhu dalam keadaan seimbang, suhu yang dicapai bila panas yang dibangkitkan solder telah seimbang dengan panas yang hilang diserap oleh sekelilingnya. Solder yang baik akan menghasilkan suhu maksimum yang sama untuk suatu model yang sama bila disambungkan ke tegangan sumber yang sama.
Sumber daya dari solder berasal dari elemen pemanas yang resistip, maka suhu yang dihasilkan solder dapat diubah dengan pengaturan tegangan sumber pemanasnya. Untuk menghasilkan kualitas penyolderan yang baik lebih baik kita memilih jenis solder yang tingkat panas suhunya dapat diatur baik secara otomatis maupun secara manual yang mampu disesuaikan dengan kebutuhan.
Suhu solder ditentukan selain oleh wattnya juga ditentukan oleh besar, bentuk ujung dan bahan besi yang digunakan. Pemilihan bentuk ujung solder juga mempengaruhi kualitas penyolderan maka sesuaikan bentuk ujung solder yang cocok dengan kebutuhan. Tabel dibawah ini menunjukan penggolongan umum solder sesuai dengan tugas dan wattnya. Perhatikan bahwa pemilihan solder untuk tugas tertentu harus dimulai dari solder dengan watt rendah, jika tidak memadai maka secara bertahap barulah memilih solder dengan daya yang lebih besar.

Keselamatan Kerja
1.      Gunakan kacamata polycarbonate atau yang sejenis untuk melindungi mata dari asap solder
2.      Jangan pernah menyentuh elemen pemanas atau ujung dari solder
3.      Selalu kembalikan solder pada stand soder setelah digunakan atau ketika tidak digunakan
4.      Lakukan penyolderan pada area yang cukup ventilasi
5.      Cuci tangan ketika selesai mengerjakan penyolderan

Persiapan Penyolderan
Ujung solder atau ada yang menyebutnya paku solder memiliki peranan penting dalam tahap penyolderan, untuk itu sangat dianjurkan untuk memilih ujung solder yang dilapisi (disepuh) besi atau baja selain lebih tahan lama juga lebih mudah dalam pemeliharaannya dari pada ujung solder tembaga telanjang tanpa disepuh. Ujung solder yang dilapis besi tidak boleh diampelas atau dikikir karena hal tersebut dapat mengikis/merusak lapisan besinya.
Ujung tembaga tanpa pelapis alias telanjang harus benar-benar terpelihara dengan baik, bersih dan berlapis timah. Bila terdapat lapisan-lapisan kerak hitam maka harus segera dikikir atau diampelas sehingga ujungnya menjadi bersih dan licin. Ujung solder yang kotor akan mempersulit rambatan panas dan sulit dalam penyolderan. Periksa dudukan ujung solder dari kemungkinan longgar, jika longgar segera kecangkan sehingga effisiensi panas dan rambatan panasnya lebih terjamin.
Lapisi ujung solder dengan timah saat proses pemanasan dimulai, hal ini untuk menjaga agar ujung solder tetap bersih. Siapkan lap anti panas untuk membersihkan ujung solder yang sewaktu-waktu bisa kotor oleh lapisan-lapisan oksid yang akan muncul saat dilakukan penyolderan. Jangan pernah menggunakan batu salmiak dalam membersihkan ujung solder karena hal ini dapat merusak ujung solder dan meninggalkan sisa endapan disekitar titik solderan.
Jika ujung solder dari tembaga telanjang tanpa lapisan besi maka setiap melakukan penyolderan akan mengikis tembaga berupa butiran halus yang ikut menempel pada PCB dan lama kelamaan pada ujung solder akan terbentuk kawah. Ampelas atau kikirlah lagi hingga ujung solder menjadi licin dan lapisi kembali dengan timah.
Gunakanlah jenis timah solder berkualitas yang terdiri dari campuran timah dengan titik lebur rendah dan mengandung kolophonium sebagai cairan solder. Timah dipasarkan dalam bentuk kawat kecil dengan diamater beragam dan digulung. Jangan sekali-kali menggunakan jenis kawat timah yang tidak berkualitas karena akan merusak kualitas penyolderan, sehebat apapun kita menyolder, sebagus apapun solder yang digunakan dan sekuat apapun PCB jika timah yang digunakan jelek maka hasil solderan pun tetap jelek dan tentunya kualitas akhir rangkaian elektronik yang mengecewakan.

Proses Penyolderan
Jika hal diatas sudah dipahami dan dipersiapkan maka mari lanjutkan pada tahap penyolderan. Perhatikan dengan seksama tahapan dibawah ini dan hal-hal yang harus dilakukan selama tahap penyolderan.
1. Bersihkan PCB dan Kaki Komponen
Bersihkan bagian-bagian yang akan disolder baik itu PCB maupun kaki komponen elektronika dengan ampelas halus atau pisau sehingga lapisan-lapisan cat, gemuk atau oksida tersingkirkan. Bila menggunakan kawat montase berisolasi (misal; kawat email) maka kelupaslah dulu isolasinya sepanjang 6-7mm kemudian ujung kawat dilapis dengan timah.

2. Memasukan Komponen Elektronika pada PCB
Kawat kaki komponen dimasukan pada lubang PCB dan bengkokan dengan tang sehingga terdapat pengait mekanis untuk menjaga posisi komponen. Ujung kawat yang berdiameter besar harus dipasang sedemikian rupa sehingga penyolderan dapat dilakukan dengan baik.

3. Mengatur Posisi PCB
Aturlah posisi PCB dan titik solderan sehingga cairan timah dapat mengalir sendiri ke titik yang diinginkan dengan bantuan gravitasi bumi.
4. Memanaskan PCB dan Kaki Komponen
Letakan bagian datar dari ujung solder ke sisi yang lebar pada PCB sehingga penyaluran panas terjadi melalui permukaan yang paling luas.

5. Menambahkan Timah pada Titik Solderan
Berikan timah pada titik solderan dan usahakan lapisan kolophonium lebih dulu mencair baru kemudian timah. Jumlah timah yang dilebur pada titik solderan tidaklah harus memenuhi lingkaran pad PCB.

6. Menarik Timah Solder
Setelah jumlah timah yang meleleh dirasa cukup, singkirkan timah dari titik solderan. Tahan ujung solder pada titik solderan sampai timah meresap pada semua bagian solderan. Setelah itu tarik ujung solder dari titik solderan dan biarkan beberapa saat untuk proses pendinginan.

7. Mendinginkan Titik Solderan
Selama pendinginan, titik penyolderan tidak boleh terguncang untuk menghindari penyolderan dingin. Penyolderan dingin dapat dilihat dari permukaan timah pada titik solderan yang menjadi buram.

8. Penyolderan Dingin
Penyolderan dingin juga dapat terjadi akibat ujung solder yang kurang panas, terlalu cepat ditarik dari titik penyolderan dan kualitas timah yang jelek. Timah terlihat menempel berupa tetesan pada PCB, solderan seperti ini sangatlah rapuh.

9. Perbaikan Solderan Dingin
Penyolderan dingin bisa saja terjadi maka untuk mengatasinya lakukan pemanasan menggunakan ujung solder pada titik solderan yang akan diperbaiki kemudian tambahkan timah hingga timah meresap pada titik solderan. Ketika dingin pastikan permukaan titik solderan licin dan mengkilap.
10. Perhatikan!
Untuk menyolder komponen semikonduktor gunakanlah solder yang panas dan lakukan dengan cepat. Hindari menggunakan solder yang dingin yang justru membuat proses penyolderan menjadi lebih lama kecuali dalam kondisi tertentu yang mengharuskan menggunakan solder yang lebih dingin.
2.
Langkah pertama hubungkan terlebih dahulu kedua kaki kapasitor untuk menghilangkan muatan yang ada pada pada kapasitor. kemudian atur switch selectorAVO pada posisi ohm, kemudian hubungkan probe pada kaki-kaki kapasitor dan amati gerakan jarum AVO, pada kapasitor yang baik maka jarum akan bergerak dan kembali lagi ke nol, jika jarum bergerak tetapi tidak kembali lagi ke nol atau menunjukkan nilai tertentu maka kapasitor tersebut sudah rusak.
jika diketahui baik maka lakukan pengukuran sekali lagi dengan polaritas yang sama, pada pengukuran kedua ini jarum harus tidak bergerak atau hanya bergerak sedikit saja, karena kapasitor yang baik akan menyimpan muatannya.
3.
Transistor diproduksi dalam berbagai bentuk tetapi mereka memiliki tiga lead (kaki).
The BASE - yang merupakan utama yang bertanggung jawab untuk mengaktifkan transistor.
COLLECTOR - yang memimpin positif.
Emitor - yang memimpin negatif.
Diagram di bawah ini menunjukkan simbol transistor NPN. Mereka tidak selalu ditetapkan seperti yang ditunjukkan dalam diagram di sebelah kiri dan kanan, meskipun 'tab' pada jenis ditampilkan ke kiri biasanya sebelah 'emitor'.

Mengarah pada transistor mungkin tidak selalu berada dalam pengaturan ini. Ketika membeli transistor, arah biasanya akan menyatakan secara jelas yang memimpin adalah BASE, emitor atau COLLECTOR.
4.Jika Anda menggunakan jari-jari basah Anda sebagai resistor, kadang-kadang Anda dapat menggunakan ohmmeter Anda untuk memeriksa fungsi amplifier, dan juga mendeteksi mana pin emitor.

Pertama tes untuk fungsi dioda dalam rangka untuk mencari pin Basis transistor. Hubungkan ohmmeter Anda antara dua pin lainnya (tidak ada koneksi ke Base, belum.) Basahi jari Anda menyentuh dan Basis pada saat yang sama sebagai salah satu pin lainnya. Perhatikan ohm membaca jika ada. Kemudian menyentuh jari-jari Anda di antara Base dan pin transistor lainnya. Apakah salah satu ohm membaca jauh lebih rendah daripada yang lain? Jika tidak, maka membalikkan lead ohmmeter. Kemudian menyentuh jari-jari Anda antara Base dan satu pin, maka Basis dan pin lainnya. Bila Anda menemukan satu membaca ohmmeter yang jauh lebih rendah dari yang lainnya, maka Anda sudah berada polaritas yang tepat untuk amplifikasi transistor. Selama pembacaan ohm terendah, jari-jari basah Anda terhubung antara Base dan Kolektor. Pin transistor lain maka harus Emitter. (Anda juga dapat melakukan tes ini secara keseluruhan lebih andal dengan menggunakan resistor 1K di tempat jari-jari Anda basah!
5.A.resistor;Pasang mengarah pada Base dan Emitter, kemudian membalikkan lead. Anda harus mendapatkan sekitar 600Ohms bias maju dan sirkuit terbuka (tak terhingga) reverse bias.
    Lakukan hal yang sama antara Base dan Kolektor. Anda harus mendapatkan hasil yang sama.
  Akhirnya menempatkan lead antara Kolektor dan emitor. Anda harus mendapatkan rangkaian terbuka       kedua cara di sekitar.
Sadarilah bahwa beberapa transistor daya tinggi memiliki dioda di seluruh Emitter dan Kolektor.
Tes-tes ini hanya akan menjadi 'pergi - tidak pergi' dasar tes. Ini mungkin lulus tes ini, namun masih belum tampil penuh.
Anda dapat melihat kesalahan yang jelas, seperti pendek mati kedua cara di setiap persimpangan atau di seberang Emitter untuk Kolektor.
B; 
Kapasitor elektrolit memiliki nilai kapasitansi dicetak pada tubuhnya sehingga ada perhitungan yang terlibat! Lihatlah gambar di bawah ini:
Cara yang tepat untuk menguji nilai kapasitor
Dalam rangka untuk menguji nilai kapasitor Anda harus menggunakan kapasitansi meter digital seperti yang ditunjukkan di atas, cukup menghubungkan kapasitor ke kapasitor meteran digital. Jika Anda ingin memeriksa sebuah kapasitor elektrolitik pastikan Anda menghubungkan probe hitam untuk memimpin negative sedangkan probe merah untuk memimpin lainnya. Baca dari layar LCD nilai kapasitansi. Mengatur kapasitansi meter untuk rentang yang lebih tinggi jika Anda ingin memeriksa kapasitor a.
Misalnya, jika Anda ingin menguji 470 mikro farad kapasitor, meteran harus diatur sampai 2000 mikro farad seperti yang ditunjukkan dari gambar di atas. Jika Anda ingin menguji pada kapasitor polaritas tidak seperti kapasitor keramik, Anda dapat menghubungkan probe tes di kedua lead kapasitor dan membaca dari layar LCD meter. Jika layar LCD menunjukkan hasil dari 330 microfarad ketika mengukur kapasitor microfarad 470, Anda akan tahu bahwa nilai kapasitansi telah berubah dan perlu pengganti Ini adalah yang sederhana seperti itu untuk menguji kapasitor jika hal itu baik atau buruk..
Cara kedua adalah dengan menggunakan multimeter analog dan menempatkan probe seluruh memimpin kapasitor. Anda tidak dapat menguji nilai kapasitansi dengan metode ini. Apa yang Anda dapat menguji adalah pengisian dan pemakaian kapasitor. Tetapkan rentang ohm meter untuk ohm rendah pertama dan secara bertahap meningkatkan jangkauan ketika Anda datang untuk menguji nilai kapasitor yang lebih kecil seperti kapasitor farad 0,1 mikro. Kerugian dari metode ini adalah bahkan jika ada nilai kapasitansi yang buruk, meter masih akan menunjukkan pengisian dan pemakaian dalam kapasitor rusak. Hindari menggunakan metode ini tentang cara untuk menguji sebuah kapasitor.
C.
non-menunjuk" dari sambungan basis-emitor, basis. Emitor P-type sesuai dengan "menunjuk" ujung sambungan basis-emitor emitor.
Meteran transistor PNP memeriksa: (a) maju BE, BC, resistensi rendah, (b) membalikkan BE, BC, resistensi ∞.
Di sini aku mengasumsikan penggunaan multimeter dengan hanya kisaran kontinuitas tunggal (resistensi) fungsi untuk memeriksa persimpangan PN. Beberapa multimeter dilengkapi dengan dua fungsi cek kontinuitas terpisah: perlawanan dan "cek dioda," masing-masing dengan tujuan sendiri. Jika meter Anda memiliki "dioda cek" ditunjuk fungsi, menggunakan daripada rentang "perlawanan", dan meter akan menampilkan tegangan maju sebenarnya persimpangan PN dan bukan hanya apakah atau tidak melakukan saat ini.
Pembacaan meter akan justru sebaliknya, tentu saja, untuk transistor NPN, dengan kedua persimpangan PN menghadapi cara lain. Pembacaan resistansi rendah dengan timbal (+) merah di pangkalan adalah "berlawanan" kondisi transistor NPN.
Jika multimeter dengan fungsi "dioda cek" yang digunakan dalam tes ini, maka akan ditemukan bahwa emitor-basis memiliki drop tegangan maju sedikit lebih besar dari persimpangan kolektor-basis. Perbedaan tegangan maju adalah karena perbedaan dalam konsentrasi doping antara daerah emitor dan kolektor dari transistor: emitor adalah bagian yang jauh lebih berat doped bahan semikonduktor dari kolektor, menyebabkan persimpangan dengan dasar untuk menghasilkan tegangan yang lebih tinggi drop.
Mengetahui hal ini, maka ada kemungkinan untuk menentukan kawat yang pada transistor ditandai. Hal ini penting karena kemasan transistor, sayangnya, tidak standar. Semua transistor bipolar memiliki tiga kabel, tentu saja, tetapi posisi dari tiga kabel pada paket fisik yang sebenarnya tidak diatur dalam urutan apapun, universal standar.
Misalkan seorang teknisi menemukan transistor bipolar dan hasil untuk mengukur kontinuitas dengan multimeter diatur dalam modus "dioda cek". Mengukur antara pasangan kabel dan merekam nilai-nilai yang ditampilkan oleh meter, teknisi memperoleh data pada Gambar di bawah ini .
  • Meteran menyentuh kawat 1 (+) dan 2 (-): "OL"
  • Meteran menyentuh kawat 1 (-) dan 2 (+): "OL"
  • Meteran menyentuh kawat 1 (+) dan 3 (-): 0,655 V
  • Meteran menyentuh kawat 1 (-) dan 3 (+): "OL"
  • Meteran menyentuh kawat 2 (+) dan 3 (-): 0,621 V
  • Meteran menyentuh kawat 2 (-) dan 3 (+): "OL"

Diketahui bipolar transistor. Yang terminal emitor, basis, dan kolektor? Ω meter pembacaan antara terminal.
Kombinasi hanya memberikan titik uji melakukan pembacaan meter adalah kabel 1 dan 3 (tes lead merah pada 1 dan memimpin uji hitam pada 3), dan kabel 2 dan 3 (tes lead merah pada 2 dan memimpin uji hitam 3). Kedua bacaan harus menunjukkan maju biasing dari emitor-to-base (0,655 volt) dan junction kolektor-ke-basis (0,621 volt).
Sekarang kita mencari kawat yang umum untuk kedua set pembacaan konduktif. Itu harus koneksi basis transistor, karena dasar adalah lapisan-satunya perangkat tiga lapisan umum untuk kedua set PN junction (emitor-basis dan kolektor-base). Dalam contoh ini, kawat yang adalah nomor 3, yang umum untuk kedua 1-3 dan kombinasi tes 2-3 poin. Dalam kedua orang set pembacaan meter, hitam (-) meter memimpin uji menyentuh kawat 3, yang mengatakan kepada kita bahwa dasar transistor ini terbuat dari N-jenis bahan semikonduktor (hitam = negatif). Dengan demikian, transistor adalah PNP dengan basis pada kawat 3, emitor pada kawat 1 dan kolektor pada kawat 2 seperti yang dijelaskan pada Gambar di bawah ini .
  • E dan C yang tinggi R: 1 (+) dan 2 (-): "OL"
  • C dan E yang tinggi R: 1 (-) dan 2 (+): "OL"
  • E dan B ke depan: 1 (+) dan 3 (-): 0,655 V
  • E dan B sebaliknya: 1 (-) dan 3 (+): "OL"
  • C dan B ke depan: 2 (+) dan 3 (-): 0,621 V
  • C dan B sebaliknya: 2 (-) dan 3 (+): "OL"

Terminal BJT diidentifikasi oleh Ω meter.
Harap dicatat bahwa kawat basis dalam contoh ini bukan memimpin tengah transistor, sebagai salah satu harapkan dari model tiga-lapisan "sandwich" dari transistor bipolar. Hal ini cukup sering terjadi, dan cenderung membingungkan siswa baru elektronik. Satu-satunya cara untuk memastikan yang memimpin adalah yang dengan cek meter, atau dengan referensi produsen "lembar data" dokumentasi pada nomor bagian tertentu dari transistor.
Mengetahui bahwa transistor bipolar berperilaku sebagai dua back-to-back dioda saat diuji dengan konduktivitas meter sangat membantu untuk mengidentifikasi transistor diketahui murni dengan pembacaan meter. Hal ini juga berguna untuk pemeriksaan fungsional cepat transistor. Jika teknisi itu untuk mengukur kontinuitas dalam lebih dari dua atau kurang dari dua kombinasi memimpin uji enam, ia akan segera tahu bahwa transistor itu cacat (atau yang lain bahwa itu bukan transistor bipolar melainkan sesuatu yang lain - kemungkinan berbeda jika tidak ada bagian nomor dapat dirujuk untuk identifikasi yakin)!. Namun, "dioda dua" model transistor gagal untuk menjelaskan bagaimana atau mengapa ia bertindak sebagai perangkat memperkuat.
Untuk lebih menggambarkan paradoks ini, mari kita periksa salah satu sirkuit transistor beralih menggunakan diagram fisik pada Gambar di bawah ini bukan simbol skematik untuk mewakili transistor. Dengan cara ini kedua PN persimpangan akan lebih mudah untuk melihat.
Sebuah basis yang kecil arus yang mengalir dalam lapisan basis-emitor bias maju memungkinkan arus besar melalui persimpangan bias terbalik basis-kolektor.
Sebuah panah abu-abu berwarna diagonal menunjukkan arah aliran elektron melalui persimpangan emitor-basis. Bagian ini masuk akal, karena elektron yang mengalir dari emitor N-tipe dasar P-type: persimpangan jelas maju-bias. Namun, junction basis-kolektor adalah masalah lain sama sekali. Perhatikan bagaimana panah berwarna abu-abu tebal menunjuk dalam arah aliran elektron (up-bangsal) dari basis ke kolektor. Dengan dasar yang terbuat dari P-jenis material dan kolektor dari N-jenis bahan, ini arah aliran elektron jelas mundur ke arah biasanya terkait dengan persimpangan PN! Sebuah persimpangan PN normal tidak akan mengizinkan hal ini "terbelakang" arah aliran, setidaknya tidak tanpa menawarkan oposisi yang signifikan. Namun, transistor jenuh menunjukkan oposisi sangat sedikit untuk elektron, sepanjang jalan dari emitor ke kolektor, sebagaimana dibuktikan oleh penerangan lampu!
Jelas itu, ada sesuatu yang terjadi di sini yang menentang sederhana "dua-dioda" model penjelas dari transistor bipolar. Ketika saya pertama kali belajar tentang operasi transistor, saya mencoba untuk membangun transistor saya sendiri dari dua back-to-back dioda, seperti pada Gambar di bawah ini .
Sepasang back-to-back dioda tidak bertindak seperti transistor!
Sirkuit saya tidak bekerja, dan saya bingung. Namun yang berguna "dioda dua" deskripsi transistor mungkin untuk tujuan pengujian, itu tidak menjelaskan bagaimana transistor berperilaku sebagai saklar terkontrol.
Apa yang terjadi di transistor ini: bias kebalikan dari sambungan basis-kolektor mencegah arus kolektor saat transistor dalam mode cutoff (yaitu, ketika ada tidak ada arus basis). Jika sambungan basis-emitor yang bias maju oleh sinyal pengendali, tindakan normal-pemblokiran sambungan basis-kolektor diganti dan saat ini diizinkan melalui kolektor, meskipun fakta bahwa elektron akan "jalan yang salah" melalui itu PN persimpangan. Tindakan ini tergantung pada fisika kuantum dari sambungan semikonduktor, dan hanya dapat terjadi ketika dua persimpangan benar spasi dan konsentrasi doping dari tiga lapisan benar proporsional. Dua dioda kabel secara seri gagal memenuhi kriteria ini, dioda atas tidak pernah bisa "menghidupkan" ketika dibalik bias, tidak peduli berapa banyak saat ini berjalan melalui dioda bawah dalam loop kawat basis. Lihat junction transistor Bipolar, Ch 2 untuk lebih jelasnya.
Bahwa konsentrasi doping memainkan bagian penting dalam kemampuan khusus dari transistor lebih lanjut dibuktikan oleh fakta bahwa kolektor dan emitor tidak bisa saling menggantikan. Jika transistor hanya dipandang sebagai dua back-to-back PN persimpangan, atau hanya sebagai NPN polos atau sandwich PNP bahan, mungkin tampak seolah-olah kedua ujung transistor dapat berfungsi sebagai kolektor atau emitor. Hal ini, bagaimanapun, adalah tidak benar. Jika terhubung "mundur" dalam sebuah rangkaian, arus base-kolektor akan gagal untuk mengontrol arus antara kolektor dan emitor. Terlepas dari kenyataan bahwa baik emitor dan lapisan kolektor dari transistor bipolar adalah jenis doping yang sama (baik N atau P), kolektor dan emitor pasti tidak identik!
Arus melalui emitor-basis memungkinkan arus melalui sambungan reverse-bias base-kolektor. Tindakan arus basis dapat dianggap sebagai "membuka gerbang" untuk arus melalui kolektor. Lebih khusus lagi, setiap jumlah tertentu emitor-to-base saat ini memungkinkan jumlah terbatas basa-to-arus kolektor. Untuk setiap elektron yang melewati junction emitor-basis dan melalui kawat basis, sejumlah, beberapa elektron melewati sambungan basis-kolektor dan tidak lebih.